Senin, 15 September 2014

Saat Aku Berhenti Mencintaimu

Lagi-lagi kamu akan selalu mengeluh akan sikapku yang sangat menyebalkan yang satu ini, mengganggu kesibukan pekerjaanmu di depan komputer, entah sekedar berbisik di telingamu kata2 gombal "I love you", mengecup pipimu tiba2, bertanya ini itu membuyarkan konsentrasi pada pekerjaanmu atau sekedar mengusap rambutmu yg lebat dan selalu harum.
Dan lagi-lagi aku akan merajuk dengan bibir manyun saat kau menegurku, menjelaskan bahwa kau sedang sibuk, sedang butuh konsentrasi. Selanjutnya kau akan jadi uring2an karena istrimu merajuk sementara kau juga harus mencarikan nafkah untukku.
Ahhhh sayang, mungkin aku memang egois jika menuntut perhatian dan kasih sayangmu setiap waktu, atau cintaku yang terlalu besar karena aku ingin menjadi satu2nya yang kau perhatikan seperti aku yang selalu memperhatikanmu, bahkan saat kita terpisah jarak, aku memikirkanmu. Bahkan ketika ada pria yg menggoda, istrimu ini dengan bangga mempersembahkan cinta dan kesetiaan yg utuh untukmu, kau hanya tak tahu godaan apa yg menyapaku diluar sana, tapi aku bertahan untuk tetap mencintaimu.

Sayang, kau akan selalu mengeluh tentang sikapku yang satu ini, tapi aku tahu kau tidak akan pernah bertanya alasannya, karena dimatamu mungkin aku tetaplah seorang istri yg manja dan akan selalu begitu selamanya.
Baiklah karena kau tidak akan bertanya maka akan kuberi saja penjelasannya.
Aku tidak sedikitpun meragukan rasa cintamu padaku, tapi sayang... pernahkah terlintas dalam pikiranmu sedikit saja, akan ada satu hari di masa depan dimana itu akan menjadi hari terakhir kita bersama, entah esok, lusa, sepuluh tahun lagi, seratus atau bahkan seribu tahun aku tak tahu. Karena aku tak tahu maka aku menjadi sangat takut ketika hari itu tiba aku lupa mengatakan padamu bahwa aku benar2 mencintaimu, aku takut lupa membuatmu mengerti bahwa hingga detik terakhir aku selalu ada untukmu entah kau menyadarinya atau tidak.

Sayang, maaf untuk semua sikap manjaku yang membuatmu merasa terganggu, aku hanya tidak ingin melewatkan satu detik waktu hidupku tanpamu, melihat senyummu, mendengar candamu, bersandar di bahumu, mengalahkan detik waktu dan mengukir sebanyak mungkin kenangan tentang kita, karena jika salah satu dari kita pergi hal yang akan kita tinggalkan hanyalah kenangan. Entah aku atau kau yang pergi lebih dulu, aku hanya ingin menikmati saat ini saat kau dan aku menjadi kita. Setiap hari bagiku adalah hari terakhir, dan jika esok kubuka mata dan masih kulihat kau tertidur lelap disisiku, itu akan menjadi alasanku untuk bersyukur, untuk berbahagia bahwa aku masih bisa memilikimu satu hari lagi.

Jadi jangan pernah tanyakan kapan aku akan berhenti menggangumu, itu akan jadi saat aku berhenti meñcintaimu, saat aku berhenti bernafas dan saat Tuhan memanggil salah satu dari kita berdua.

ego_izm
Tangerang, 14 Sept 2014
10.33 pm